PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN :
Rina Indrayani
August 01, 2018
17 Comments
“ PILIHAN IBU BEKERJA DALAM MEMBANTU ANAK BELAJAR”
Semua
orang tua tentu saja menginginkan anaknya sukses, baik secara umum ataupun
akademik. Tentu saja ini tidak lepas dari peran kita sebagai orang tua dalam
mendidik dan menyiapkan anak. Belajar atau pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci
sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa
dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna
bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan.
Sebagai orang tua, kita harus tahu bagaimana
karakter anak, sehingga kita bisa menentukan bagaimana cara membantu anak dalam
belajar. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda jadi perlu
pendekatan yang berbeda pula. Disinilah peran orang tua, sehingga tidak salah
menentukan pendekatan terhadap anak.
Tuntutan diera digital memang berat, apalagi anak
sudah lekat dengan yang namanya gawai. Penggunaan gawai ini kadang menjadi
masalah, jika tidak diawasi berbahaya, jika terlalu di batasi pun demikian.
Waktu anak lebih banyak digunakan untuk memainkan gawainya dibanding dengan
belajarnya. Belum lagi semua orang tua berambisi supaya anaknya berhasil dan
berprestasi. Menghadapi tuntutan-tuntutan semacam ini, peran keluarga dan orang
tua sangatlah penting. Tetapi jangan lupa bahwa orang tua tidak bisa memaksakan
kehendak dan terlalu berambisi tanpa melihat kemampuan si anak. Anak memerlukan
teman sehingga pendekatan yang asik biasanya cara yang disukai anak, bukan cara
kasar dengan banyak aturan dan hukuman.
Sebagai ibu bekerja, kadang saya kesulitan untuk
mendampingi anak, apalagi jika anak mempunyai pekerjaan rumah banyak dan tidak
semua materi pelajaran anak yang saya bisa. Karena materi sekarang lebih baru
dan mungkin pada jaman saya tidak ada.
Inilah dilema yang sering dihadapi oleh saya
sebagai ibu bekerja, keinginan untuk membuat anak berhasil kadang terbentur
dengan waktu yang tersedia. Sehingga tak jarang muncul masalah yang sebetulnya
umum. “Saya ingin anak berprestasi
seperti anak lain tetapi saya tidak bisa mendampingi anak dalam belajar karena harus bekerja mencari nafkah,”
Jika sudah begitu apa yang harus dilakukan,
padahal tujuan ibu bekerja adalah agar bisa menghidupi anak, termasuk dalam memfasilitasi
kegiatan belajar, memenuhi kebutuhan dalam meraih prestasi. Pilihan keluar atau
mengundurkan diri dari pekerjaan pun tidak mungkin, jadi harus bagaimana ?
Sebagai
ibu bekerja yang mempunyai ambisi yang sama seperti orang tua lainnya, saya memilih
mengikutkan anak pada lembaga penyelenggara bimbingan belajar, ini tentu saja
bukan cara satu-satunya, karena saya juga harus tetap mengawasi anak dalam bergaul
dan belajar. Karena walaupun anak sudah diikutkan dalam bimibingan belajar,
peran saya sebagai ibu pun tidak kemudian hilang dan lepas begitu saja. Harapan
saya bimbingan
belajar akan membuat anak menjadi orang yang aktif dan siap dalam hal akademik
karena biasanya anak akan merasa lebih
nyaman menanyakan hal-hal sulit pada guru di bimbingan belajar dan materi lebih
detail diajarkan. Selain itu juga anak bisa
berdiskusi dengan teman-temannya yang
berasal dari sekolah lain.
Pilihan saya ini sudah saya rasakan
manfaatnya, anak saya ikut bimbingan belajar pada saat kelas 5 Sekolah Dasar
dan hasil ujiannya masuk dalam lima besar sehingga bisa diterima di Sekolah
Mengengah pertama favorit. Begitu juga saat dia kelas VII, hasil prestasinya
meningkat. Jadi saya merasa bahwa pendidikan di era kekininian ini banyak cara,
termasuk pilihan saya untuk mendaftarkan anak ke lembaga bimbingan belajar.
Kenapa harus di bimbingan belajar?
Ya, karena
waktu saya terbatas dalam mengajari anak, sementara saya ingin anak saya pun
tidak ketinggalan, berprestasi secara akademik dan sukses. Jadi kenapa tidak.
berikut beberapa alasan saya memilih lembaga
bimbingan belajar :
- Mendorong Semangat Belajar
Memahami pelajaran disekolah ada kalanya dirasa
sulit karena mungkin penjelasan guru yang kurang, waktu terbatas, dan jumlah
siswa yang banyak. Apalagi di sekolah negeri yang per kelas itu siswanya 35
(tiga puluh lima) orang. Sehingga anak sulit memahami materi. Dengan mengikuti
bimbingan belajar diharapkan anak akan lebih cepat memahami karena biasanya
jumlah siswa sedikit, suasana asyik dan pengajar yang selalu siap memberikan
trik-trik khusus. Dengan begitu, proses belajar pun akan terasa lebih
menyenangkan
2. Melatih Daya
Saing
Ujian sekolah selalu menjadi hal yang
menegangkan, baik untuk anak ataupun orang tua. Baik ujian semesteran apalagi
ujian nasional. Untuk mendapatkan nilai yang tinggi, lulus ujian dengan nilai
memuaskan adalah hal yang sulit. Belum lagi teman-teman di kelas juga banyak
yang berprestasi. Di bimbingan belajar anak akan banyak diajarkan berlatih
menghadapi soal-soal ujian. Sehingga anak harus bersaing dengan murid-murid
dari sekolah lain demi masuk ke sekolah impian. Tidak jarang soal-soal yang dihadapi
akan jauh lebih sulit namun demikian bimbingan belajar dapat jadikan ajang
untuk latihan bersaing dengan murid dari sekolah yang berbeda. Anak bisa
mengetes kemampuannya dengan mereka. Sehingga anak akan merasa lebih terbiasa.
3. Jasa Konsultasi
Bimbingan belajar biasanya memberikan jasa
konsultasi untuk membantu anak dan orang tua dalam menemukan minat dan bakat
anak, jadi saya sebagai orang tua tidak khawatir
salah memilih sekolah. Karena biasanya tidak mudah menentukan sekolah yang
harus dituju. Jasa konsultasi ini juga terbuka bagi murid non tingkat akhir. Selain
itu orang tua dan anak bisa berkonsultasi
tentang mata pelajaran yang masih sulit pahami.
4. Persiapan Lebih
Matang
Biasanya orang menganggap bahwa bimbingan
belajar hanya ditujukan bagi murid yang duduk di tingkat akhir. Memang hal
tersebut tidak sepenuhnya salah karena murid tingkat akhir tentu membutuhkan
usaha ekstra demi lulus dengan nilai memuaskan dan diterima di sekolah impian
mereka.
Untuk membantu anak memperoleh nilai yang
memuaskan, bimbingan belajar memiliki program-program khusus untuk mewujudkan
hal tersebut. Namun, bukan berarti murid-murid non tingkat akhir tidak perlu
mengikuti bimbingan belajar.
Yang saya rasakan justru persiapan anak untuk
menghadapi ujian semakin matang. Inilah tantangan menjadi murid tingkat akhir,
namun tantangan ini dapat dipersiapkan sejak dini melalui bimbingan belajar. Orang
tua dan anak bisa berkonsultasi tentang
jurusan kuliah atau sekolah mana yang harus dtuju, jadi kita tidak akan merasa
kebingungan ketika sudah menginjak tingkat akhir.
Saya biasanya memanfaatkan bimbingan belajar untuk membantu
dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Jadi di rumah, anak tidak perlu sibuk
mengerjakan pekerjaan rumah karena sudah dibantu oleh bimbingan belajar. Di
rumah waktunya anak dekat dengan orang tua, untuk ngobrol dan diskusi.
4. Menambah
Jangkauan Pergaulan
Anak sekarang jarang sekali bergaul dengan
teman- teman sebaya, karena asyik dengan gawainya. Di lembaga ini saya melihat
anak saya punya teman-teman baru yang berasal dari sekolah yang berbeda, sehingga
dia pun akan mendapat banyak cerita dan informasi baru. Selain itu juga bisa membentuk kelompok belajar dengan teman-teman
baru di bimbingan belajar.
6 5. Menghilangkan sedikit rasa bersalah sebagai Ibu
Tugas
utama ibu adalah mendampingi anak di rumah, namun lain halnya dengan saya yang
harus merangkap dengan mencari nafkah. Kedua tugas ini harus seimbang, sehingga
dengan memasukkan anak di lembaga bimbingan belajar, saya tidak begitu
bersalah. Artinya saya masih tetap mengusahakan anak dalam belajar, dan saya
pun masih bisa menghidupi dia.
Tetapi perlu diketahui bahwa saya tetap melakukan review terhadap hasil belajarnya di tempat bimbingan dan kami membahas kembali. Karena anak saya adalah tipe anak yang harus selalu ditanya, diajak tanya jawab. Apalagi jika persiapan ujian, saya sebagai ibu harus tetap melakukan tanya jawab tadi.
Tetapi perlu diketahui bahwa saya tetap melakukan review terhadap hasil belajarnya di tempat bimbingan dan kami membahas kembali. Karena anak saya adalah tipe anak yang harus selalu ditanya, diajak tanya jawab. Apalagi jika persiapan ujian, saya sebagai ibu harus tetap melakukan tanya jawab tadi.
Jadi itulah usaha yang saya lakukan dalam
membimbing anak belajar, meskipun tidak setiap saat ada bersamanya. Ini saya
lakukan karena saya harus berperan sebagi ibu dan pencari nafkah. Meskipun lembaga
bimbingan belajar menjadi pilihan, tetapi tetap tidak melupakan tugas saya
untuk terus menjadi ibu yang support terhadap
anak.
Berprestasi secara akademik, berahlak dan
berperilaku yang baik, serta sukses adalah impian untuk anak saya.
“Sukses anakku, Doa Bunda bersamamu’
referensi:
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=39
http://www.penajuara.com/2018/03/lomba-menulis-blog-nasional-2018-gratis.html
Sumber gambar : Pinterest