Yang Tak Terkalahkan
Rina Indrayani
August 30, 2017
1 Comments
Yang Tak
Terkalahkan
Willian Ernest Henley (1849-1903)
Dari selubung malam legam tak
terkirakan,
Yang panjang pekat dari kutub utara ke
kutub selatan,
Terimakasih aku sampaikan pada
Kehendak Ilahi
Yang menjadikan jiwaku tetap tangguh
tidak terperi.
Dalam cengkeraman nasib yang kuat
menjepit
Aku tak pernah mengeluh atau menjerit,
Di bawah pukulan bertubi oleh nasib
buruk
Kepalaku bersimbah darah, aku tidak
menunduk.
Di tempat yang digenangi air mata dan
kebencian
Yang muncul hanya bayang-bayang
kengerian,
Namun, tahun demi tahun yang penuh
ancaman
Tak akan bisa membuatku kalut dan
ketakutan.
Betapa sempit pun gerbang yang harus
kulalui,
Betapa kejam pun hukuman yang harus
kujalani,
Aku adalah penguasa nasibku:
Aku adalah nakhoda jiwaku
*diterjemahkan oleh Supardi Djoko Damono
Puisi itu saya bacakan pada acara
wisuda XI Sekolah Tinggi Teknologi Bandung tanggal 10 Desember 2016, di Harris
Hotel & Conventions Festival Citilink Bandung.
Suatu Kebanggaan dan kehormatan bisa
membacakan puisi tersebut atas permohonan Bapak Prof.Dr.Ing. Wardiman Djojonegoro.
Puisi tersebut merupakan pembuka dari buku “SEPANJANG JALAN
KENANGAN” Wardiman Djojonegoro, buku
yang merupakan catatan sepanjang jalan kenangan, setengah biografi, memoir
beliau.
Puisi tersebut dibacakan oleh Nelson
Mandela di Penjara Robben, dengan tujuan memberikan kekuatan melalui puisi yang
disampaikannya.
foto bersama Prf.DR.
Wardiman Djojonegoro
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia 1993 -1998
dibawah pemerintahaan Presiden Soeharto Kabinet Pembangunan VI
Dan menggambarkan Kebesaran Jiwa Mandela yang dipenjara
selama 27 tahun dari 95 tahun masa hidupnya.
Puisi
ini mewariskan pesan penting bagi manusia yaitu semangat
juang buat siapapun dan apapun pekerjaan kita.
by rheena