Menjalani hidup sehat untuk sebagian orang sangatlah sulit.
Apalagi di zaman yang serba instant dan mudah. Pola hidup tak jarang menjadikan
seseorang terkena penyakit. Jika diamati orang-orang sekarang tidak mau susah,
semua ingin mudah dan cepat. Misalnya saja keperluan makan, banyak orang-orang
yang ketergantungan terhadap junk food,
dengan alasan mudah dan cepat, tidak perlu repot. Ya jika dilakukan hanya
sesekali saja mungkin tidak masalah, tetapi apa yang terjadi jika setiap hari
harus begitu.
Contoh lain adalah jalan kaki, memang sehat itu tidak karena
kita rajin jalan kaki. Tetapi jalan kaki merupakan salah satu kegiatan yang
bisa dilakukan sebagai olah raga ringan, mudah dan murah. Hanya saja masyarakat
sekarang sudah enggan melakukannya. Dari keluar pintu rumah masuk kendaraan,
sampai tempat tujuan. Hampir tidak ada kegiatan jalan seperti orang- orang
zaman dulu. Ya memang zaman sudah berubah.
Meskipun begitu, lain halnya yang biasa aku lakukan. Sebagai
pekerja yang hampir 8 jam sehari duduk. Akupun kadang merasakan sesuatu yang
tidak baik untuk kesehatan. Sehingga aku selalu menyempatkan untuk melakukan
olah raga setiap minggu.
Olah raga yang aku lakukan adalah aerobic plus body language. Dalam seminggu hanya satu jam, tetapi
betul-betul aku lakukan sepenuh hati. Setiap gerakan demi gerakan aku ikuti sesempurna
mungkin. Karena aku yakin gerakan yang diberikan oleh instruktur pasti ada
tujuan dan manfaatnya.
Dengan olah raga ini yang aku rasakan adalah bugar, padahal
biasanya paling sulit mengeluarkan keringat. Tapi dengan olah raga ini, semua
keringat mengucur deras seolah membersihkan pori-pori ku.
Olah raga ini sudah aku jalani 5 selama kurang lebih lima
tahun, dan akupun merasakan dampaknya.
Jadi Menurutku untuk sehat banyak yang bisa dilakukan dan
murah.
Berikut tips sederhana bagaimana sehat yang murah yang biasa aku lakukan
:
1 1. Pola
makan sehat
Makan, siapapun pasti harus makan,
hanya saja seberapa banyak porsinya dan apa yang kita makan. Setiap orang pasti
berbeda, ada yang nasinya banyak lauknya banyak, nasinya banyak lauknya
sedikit, atau mungkin nasi sedikit lauknya pun sedikit.
Ini yang wajib kita tahu, pola makan
seperti apa yang sehat. Aku pun tidak begitu mendalami ilmu ini, tetapi yang
biasa aku lakukan adalah pola yang ke 3 nasinya sedikit lauknya sedang saja.
Karena menurutku yang menyebabkna seseorang gemuk itu bukan karena banyaknya
jumlah makanan yang masuk. Tetapi waktu
yang rutinlah yang membuat gemuk.
Untuk sebagian orang mungkin tidak
setuju, karena cara penerimaan tubuh memang berbeda. Tetapi yang aku alami
biasanya bukan karena jumlahnya yang banyak yang membuatku cepat gemuk, tetapi
waktu yang rutinn lah yang membuatku gemuk.
Tidak apa- apa gemuk, yang penting
sehat.
2. Olah
raga rutin
Olah raga pun bukan seberapa berat
beban olah raga yang dilakukan, tetapi seberapa sering rutinitas ini dilakukan.
Jadi jangan sekalinya olahraga sampai badan sakit dan lemas, kemudian hanya
dilakukan saat itu saja. Yang aku alami adalah karena dijadwalkan rutin, dan
bagaimana kita mengikuti setiap gerakannya.
3. Biasakan
menjadi pendonor darah
Kebiasaan ini belum sering aku
lakukan, tetapi lumayanlah sudah donor ke 20, artinya sudah 5 tahunan kegiatan
ini aku lakukan.
Awalnya akupun takut melakukan ini,
tapi setelah dicoba, tidak terjadi apa-apa. Sehingga donor ini menjadi kegiatan
rutin buatku.
Banyak manfaat yang dirasakan jika rajin berdonor, belum lagi pelayanan
PMI yang ramah, membuat aku semakin ketagihan untuk datang dan datang lagi.
Sebetulnya
cara untuk menjadi sehat banyak, tetapi itulah yang selama ini aku lakukan. Dan
kenapa aku mau berbagi cerita karena alhamdulillah sampai hari ini aku selalu
sehat. Dan aku harus selalu sehat. Jangan lupa ditambah selalu berpikir
positif, karena pikiran negatif bisa mendatangkan penyakit. Jadi jangan lupa bahagia
Setelah sukses mengadakan diskusi publik, kali ini
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung kembali mengadakan kegiatan yaitu
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2018).
Seminar ini dilaksanakan Sabtu, 1 September 2018, di Hotel Haris City Link
Bandung.
Seminar yang diadakan oleh Sekolah Tinggi
Teknologi Bandung (STT Bandung) bekerjasama dengan Asosiasi
Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) Jawa Barat, Indonesian Computer
Elektronics and Instrumentation Support Society (IndoCEISS) dan NERIS. Dukungan
lain diperoleh dari berbagai perguran Tinggi seperti : STIKOM BALI, STIMIK
AMIKOM Purwokerto, AMIKOM Cipta Darma Surakarta, STMIK Atma Luhur Pangkal
Pinang, STIKOM Banyuwangi, STMIK Bumigora Mataram-NTB, STMIK PalComTech,
Politeknik PalComTech, dan MIKROSKIL.
Selain kegiatan seminar, ada juga lomba
Teknologi Informasi dan animasi yang diikuti oleh mahasiswa se Indonesia.
Bagi kalangan praktisi dan akademisi tentu saja
memerlukan adanya media untuk saling berbagi ide dan pengalaman. Seminar
Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2018) hadir untuk
memfasilitasinya. Dengan topik yang menarik yaitu Bagaimana Mempersiapkan
SDM dalam menghadapi Industri 4.0.
Sebagai agenda tahunan Seminar ini
diisi oleh narasumber hebat yaitu Priyantono Rudito, Ph.D Tenaga Ahli Menteri
Pariwisata Repblik Indonesia dan Prof. Dr. M. Suyanto, M.M, Rektor
Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Menurut Priyantono
Rudito, Ph.D, kita berada dalam era revolusi Industri 4.0 semua lebih cepat
dari yang diperkirakan dan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan
diperlukan adanya context, concept dan content.
Semua serba menekankan
pada integrasi alat dengan menggunakan internet dan pemanfaatan big
data.
Cyber-physical system menjadi tumpuan revolusi industri 4.0, sistem
yang telah mengubah kehidupan manusia di dunia industri bergerak dengan internet
of things dimana arficial intelegent, robot dan mesin
cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia.
Ini tentunya menjadi tantangan bagi Perguruan Tinggi,
untuk menyiapkan SDM yang kompeten untuk bisa berkiprah di era revolusi
industri 4.0. Kemampuan SDM sangat dibutuhkan.
Menurut Prof. Dr. M.
Suyanto, M.M, bahwa Perguruan Tinggi hasrus mampu menghasilkan inovasi yang
bisa meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat serta bangsa. Ini
bisa dicapai dengan adanya kolaborasi antara Profesional, Pengusaha, Ilmuwan
dan Artis. Menurutnya Perguruan Tinggi harus menciptakan Entrepreneur
Campus yaitu mendidik mahasiswa untuk menjadi pengusaha dengan
konsep SMART in Enterpreneur.
Topik ini menjadi
pilihan bagi Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, karena dalam revolusi industri
4.0 konsep internet of things selain memberikan opportunity yaitu
peluang untuk dapat mengoptimalisasi proses berupa optimalisasi kecepatan
proses, optimalisasi adaptibilitas dan optimalisasi reliablitias. Konsep internet
things juga merupakan tantangan yang harus dihadapi, terutama
tantangan untuk tenaga manusia yang akan banyak tergantikan oleh mesin.
Harapannya kegiatan
ini dapat menjadi arah yang tepat bagaimana menyiapkan SDM mengahadapi
era revolusi industri 4.0, yang mampu ,memaksimalkan opportunity dari
konsep internet of things dan dapat meminimalisir tantangan
yang ada.
Siapkah SDM kita menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Saat ini pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan SDM dalam menyongsong era industri digital tersebut. Salah satunya adalah dengan menyiapkan pendidikan bagi SDM lokal.
Terkait hal diatas maka Sekolah Tinggi Teknologi Bandung bekerjasama dengan Kementrian Perindustrian, pada hari Senin 20 Agustus 2018, menyelenggarakan Diskusi Publik yang bertema “Penyiapan Sumberdaya Manusia Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0.”
Acara yang dilaksanakan di Cafe The Parlor Dago Bandung ini dihadiri oleh akademisi dan mahasiswa. Sementara itu, narasumber yang hadir terdiri dari beberapa lembaga nasional terkait yaitu Kepala Pusdiklat Industri Kementrian, Drs. Mujiyono, M.M., Ratna Utarianingrum, Prof Dr. Suhono Harso Supangkat, M.Eng yang merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Ibu N Nuralela Arief, MBA, MIPR sebagai Head Coprporate Communication Bio Farma, Bapak Ronny P Sasmita yaitu Direktur Eksekutif dan Pengamat Ekonomi dari EconAct serta bapak Ade Sudrajat dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Bapak Muchammad Naseer, S.Kom.,M.T.
Sebagai Perguruan Tinggi yang sangat memperhatikan kualitas lulusannya, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung selalu berperan aktif dan mengupayakan kolaborasi dengan praktisi dari dunia industri. Ini merupakan upaya yang selama ini dilakukan, kurikulum yang digunakan pun adalah hasil pemikiran dan diskusi dengan para user lulusan, dimana kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan
dunia
usaha
industri. Ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang kompeten.
Menurut narasumber yang hadir, salah satu program yang dapat dilakukan adalah pengembangan Pendidikan Vokasi
Industri Link and Match menuju Dual System,Pembangunan Politeknik atau Akademi Komunitas di
Kawasan Industri/
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and
Match dengan Industri, Pelatihan berbasis Kompetensi dengan Sistem 3 in 1
(Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi, Penempatan Kerja),Pembangunan Infrastructure
Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi.
Bagaimana menyiapkan SDM dalam industri Kreatif ?
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, tentu saja tidak hanya memikirkan SDM untuk bekerja pada sektor-sektor industri milik pemerintah ataupun swasta tetapi perlu juga mempersiapkan lulusannya untuk menjadi wirausaha atau pengusaha dibidang lain. Sebut saja industri kreatif yang memiliki 16 sub sektor (industri) diantaranya arsitektur; desain interior;
desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi dan video;
fotografi;
kriya;
kuliner; musik;
aplikasi dan game developer; penerbitan, periklanan, seni
pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
Karena Industri kreatif pun memiliki cukup banyak peran dan peluang. Hanya saja kembali kepada
sumber daya manusia yang dimiliki. Selain pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang.
Mampu dan siapkah kita menghadapinya?
Perlu upaya dalam mendorong mahasiswa untuk terjun sebagai pelaku industri dan IKM. Sehingga tugas ini merupakan pekerjaan rumah bagi para akademisi dan Perguruan
Tinggi, dimana diperlukan kolaborasi seluruh civitas akademika
dan praktisi dari dunia industri. Harapan menghasilkan alumni yang kompeten serta siap menghadapi era revolusi industri 4.0 merupakan salah satu visi yang ada di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung. Selain Melakukan link and match antara akademisi dan praktisi yang selama ini sudah berjalan.
Harapan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, kegiatandiskusi
publik ini dapat membuka dan memberikan pemahaman tentang bagaimana
Mahasiswa bisa mempersiapkan diri menyongsong era revolusi industri 4.0, dan membuka cakrawala pemikiran, bahwa kedepan SDM yang kompeten akan bersaing hebat. Sudah siap kah kita ? #DiskusiPublikIndustri #MakingIndonesia 4.0 #Industri4 #Kemenperin #STTBandung Referensi : 1. PUSDIKLAT
INDUSTRI KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN RI " VOKASI
INDUSTRI SEBAGAI
SOLUSI PENYIAPAN SDM DI ERA INDUSTRY 4.0"
2. DIREKTUR JENDERAL IKM " INDUSTRI KREATIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI
4.0"
3. Prof. Suhono Harso Supangkat, M.Eng " UNIVERSITY AND INDUSTRY 4.0"
“ PILIHAN IBU BEKERJA DALAM MEMBANTU ANAK BELAJAR”
Semua
orang tua tentu saja menginginkan anaknya sukses, baik secara umum ataupun
akademik. Tentu saja ini tidak lepas dari peran kita sebagai orang tua dalam
mendidik dan menyiapkan anak.Belajar atau pembelajaran merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita
lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci
sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa
dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna
bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka
menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan
harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak
membosankan.
Sebagai orang tua, kita harus tahu bagaimana
karakter anak, sehingga kita bisa menentukan bagaimana cara membantu anak dalam
belajar. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda jadi perlu
pendekatan yang berbeda pula. Disinilah peran orang tua, sehingga tidak salah
menentukan pendekatan terhadap anak.
Tuntutan diera digital memang berat, apalagi anak
sudah lekat dengan yang namanya gawai. Penggunaan gawai ini kadang menjadi
masalah, jika tidak diawasi berbahaya, jika terlalu di batasi pun demikian.
Waktu anak lebih banyak digunakan untuk memainkan gawainya dibanding dengan
belajarnya. Belum lagi semua orang tua berambisi supaya anaknya berhasil dan
berprestasi. Menghadapi tuntutan-tuntutan semacam ini, peran keluarga dan orang
tua sangatlah penting. Tetapi jangan lupa bahwa orang tua tidak bisa memaksakan
kehendak dan terlalu berambisi tanpa melihat kemampuan si anak. Anak memerlukan
teman sehingga pendekatan yang asik biasanya cara yang disukai anak, bukan cara
kasar dengan banyak aturan dan hukuman.
Sebagai ibu bekerja, kadang saya kesulitan untuk
mendampingi anak, apalagi jika anak mempunyai pekerjaan rumah banyak dan tidak
semua materi pelajaran anak yang saya bisa. Karena materi sekarang lebih baru
dan mungkin pada jaman saya tidak ada.
Inilah dilema yang sering dihadapi oleh saya
sebagai ibu bekerja, keinginan untuk membuat anak berhasil kadang terbentur
dengan waktu yang tersedia. Sehingga tak jarang muncul masalah yang sebetulnya
umum. “Saya ingin anak berprestasi
seperti anak lain tetapi saya tidak bisa mendampingi anak dalam belajar karena harus bekerja mencari nafkah,”
Jika sudah begitu apa yang harus dilakukan,
padahal tujuan ibu bekerja adalah agar bisa menghidupi anak, termasuk dalam memfasilitasi
kegiatan belajar, memenuhi kebutuhan dalam meraih prestasi. Pilihan keluar atau
mengundurkan diri dari pekerjaan pun tidak mungkin, jadi harus bagaimana ?
Sebagai
ibu bekerja yang mempunyai ambisi yang sama seperti orang tua lainnya, saya memilih
mengikutkan anak pada lembaga penyelenggara bimbingan belajar, ini tentu saja
bukan cara satu-satunya, karena saya juga harus tetap mengawasi anak dalam bergaul
dan belajar. Karena walaupun anak sudah diikutkan dalam bimibingan belajar,
peran saya sebagai ibu pun tidak kemudian hilang dan lepas begitu saja. Harapan
saya bimbingan
belajar akan membuat anak menjadi orang yang aktif dan siap dalam hal akademik
karena biasanya anak akan merasa lebih
nyaman menanyakan hal-hal sulit pada guru di bimbingan belajar dan materi lebih
detail diajarkan. Selain itu juga anak bisa
berdiskusi dengan teman-temannya yang
berasal dari sekolah lain.
Pilihan saya ini sudah saya rasakan
manfaatnya, anak saya ikut bimbingan belajar pada saat kelas 5 Sekolah Dasar
dan hasil ujiannya masuk dalam lima besar sehingga bisa diterima di Sekolah
Mengengah pertama favorit. Begitu juga saat dia kelas VII, hasil prestasinya
meningkat. Jadi saya merasa bahwa pendidikan di era kekininian ini banyak cara,
termasuk pilihan saya untuk mendaftarkan anak ke lembaga bimbingan belajar.
Kenapa harus di bimbingan belajar?
Ya, karena
waktu saya terbatas dalam mengajari anak, sementara saya ingin anak saya pun
tidak ketinggalan, berprestasi secara akademik dan sukses. Jadi kenapa tidak.
berikut beberapa alasan saya memilih lembaga
bimbingan belajar :
Mendorong Semangat Belajar
Memahami pelajaran disekolah ada kalanya dirasa
sulit karena mungkin penjelasan guru yang kurang, waktu terbatas, dan jumlah
siswa yang banyak. Apalagi di sekolah negeri yang per kelas itu siswanya 35
(tiga puluh lima) orang. Sehingga anak sulit memahami materi. Dengan mengikuti
bimbingan belajar diharapkan anak akan lebih cepat memahami karena biasanya
jumlah siswa sedikit, suasana asyik dan pengajar yang selalu siap memberikan
trik-trik khusus. Dengan begitu, proses belajar pun akan terasa lebih
menyenangkan
2. Melatih Daya
Saing
Ujian sekolah selalu menjadi hal yang
menegangkan, baik untuk anak ataupun orang tua. Baik ujian semesteran apalagi
ujian nasional. Untuk mendapatkan nilai yang tinggi, lulus ujian dengan nilai
memuaskan adalah hal yang sulit. Belum lagi teman-teman di kelas juga banyak
yang berprestasi. Di bimbingan belajar anak akan banyak diajarkan berlatih
menghadapi soal-soal ujian. Sehingga anak harus bersaing dengan murid-murid
dari sekolah lain demi masuk ke sekolah impian. Tidak jarang soal-soal yang dihadapi
akan jauh lebih sulit namun demikian bimbingan belajar dapat jadikan ajang
untuk latihan bersaing dengan murid dari sekolah yang berbeda. Anak bisa
mengetes kemampuannya dengan mereka. Sehingga anak akan merasa lebih terbiasa.
3. Jasa Konsultasi
Bimbingan belajar biasanya memberikan jasa
konsultasi untuk membantu anak dan orang tua dalam menemukan minat dan bakat
anak, jadi saya sebagai orang tua tidak khawatir
salah memilih sekolah. Karena biasanya tidak mudah menentukan sekolah yang
harus dituju. Jasa konsultasi ini juga terbuka bagi murid non tingkat akhir. Selain
itu orang tua dan anak bisa berkonsultasi
tentang mata pelajaran yang masih sulit pahami.
4. Persiapan Lebih
Matang
Biasanya orang menganggap bahwa bimbingan
belajar hanya ditujukan bagi murid yang duduk di tingkat akhir. Memang hal
tersebut tidak sepenuhnya salah karena murid tingkat akhir tentu membutuhkan
usaha ekstra demi lulus dengan nilai memuaskan dan diterima di sekolah impian
mereka.
Untuk membantu anak memperoleh nilai yang
memuaskan, bimbingan belajar memiliki program-program khusus untuk mewujudkan
hal tersebut. Namun, bukan berarti murid-murid non tingkat akhir tidak perlu
mengikuti bimbingan belajar.
Yang saya rasakan justru persiapan anak untuk
menghadapi ujian semakin matang. Inilah tantangan menjadi murid tingkat akhir,
namun tantangan ini dapat dipersiapkan sejak dini melalui bimbingan belajar. Orang
tua dan anak bisa berkonsultasi tentang
jurusan kuliah atau sekolah mana yang harus dtuju, jadi kita tidak akan merasa
kebingungan ketika sudah menginjak tingkat akhir.
Saya biasanya memanfaatkan bimbingan belajar untuk membantu
dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Jadi di rumah, anak tidak perlu sibuk
mengerjakan pekerjaan rumah karena sudah dibantu oleh bimbingan belajar. Di
rumah waktunya anak dekat dengan orang tua, untuk ngobrol dan diskusi.
4. Menambah
Jangkauan Pergaulan
Anak sekarang jarang sekali bergaul dengan
teman- teman sebaya, karena asyik dengan gawainya. Di lembaga ini saya melihat
anak saya punya teman-teman baru yang berasal dari sekolah yang berbeda, sehingga
dia pun akan mendapat banyak cerita dan informasi baru.Selain itu juga bisa membentuk kelompok belajar dengan teman-teman
baru di bimbingan belajar.
6 5. Menghilangkan sedikit rasa bersalah sebagai Ibu
Tugas
utama ibu adalah mendampingi anak di rumah, namun lain halnya dengan saya yang
harus merangkap dengan mencari nafkah. Kedua tugas ini harus seimbang, sehingga
dengan memasukkan anak di lembaga bimbingan belajar, saya tidak begitu
bersalah. Artinya saya masih tetap mengusahakan anak dalam belajar, dan saya
pun masih bisa menghidupi dia. Tetapi perlu diketahui bahwa saya tetap melakukan review terhadap hasil belajarnya di tempat bimbingan dan kami membahas kembali. Karena anak saya adalah tipe anak yang harus selalu ditanya, diajak tanya jawab. Apalagi jika persiapan ujian, saya sebagai ibu harus tetap melakukan tanya jawab tadi.
Jadi itulah usaha yang saya lakukan dalam
membimbing anak belajar, meskipun tidak setiap saat ada bersamanya. Ini saya
lakukan karena saya harus berperan sebagi ibu dan pencari nafkah. Meskipun lembaga
bimbingan belajar menjadi pilihan, tetapi tetap tidak melupakan tugas saya
untuk terus menjadi ibu yang support terhadap
anak.
Berprestasi secara akademik, berahlak dan
berperilaku yang baik, serta sukses adalah impian untuk anak saya.
Salah satu indikator telah terjadinya alokasi yang efisien secara makro adalah nilai output nasional yang dihasilkan sebuah perekonomian pada suatu periode tertentu. Sebab, besarnya output nasional menunjukkan beberapa hal penting dalam perekonomian.
Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang seberapa efisien sumber daya yang ada dalam perekonomian (tenaga kerja, barang modal, uamg dan kemempuan kewirausahaan) digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Secara umum, makin besar penadapatan nasional suatu negara, semakin baik efisiensi alokasi sumber daya ekonominya.
Besarnya output nasional meruakan gambaran awal kemakmuran adalah output nasional perkapita. Jika angka output per kapita makin besar, maka tingkat kemakmuran dianggap makin tinggi. Produktivitas rata-rata diukur dari output per tenaga kerja. Makin besar angkanya, makin tinggi produktivitas tenaga kerja.
Besarnya output nasional merupakan gambaran awal tentang masalah-masalah struktural yang dihadapi oleh perekonomian. Jika sebagian besar output nasional dinikmati oleh sebagian kecil penduduk, maka perekonomian tersebut mempunyai masalah dengan distribusi pendapatannya. Jika sebagian besar output nasional berasalah dari sektor pertanian, maka perekonomian berhadapan dengan masalah ketimpangan struktur produksi.
PENDAPATAN NASIONAL merupakan nilai barang dan jasa akhir berdasarkan harga pasar, yang diproduksi oleh sebuah perekonomian dalam satu periode dengan menggunakan faktor produksi yang berada dalam perekonomian tersebut.
Tiga Pasar Utama :
Pasar barang dan jasa
Pasar Tenaga Kerja
Pasar uang dan modal
Metode Perhitungan Pendapatan Nasional
Dalam perhitungan pendapatn nasional ada 3 metode pendekatan yang digunakan :
Pendekatan Produksi
Jumlah dari output masing-masing sektor dalam perekonomian. Yang dijumlahkan
adalah nilai tambah masing-masing sektor, yaitu selisih nilai output dikurangi dengan
nilai input antara
2. Pendekatan Pendapatan
Jumlah dari balas jasa atas faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.
3. Pendekatan Pengeluaran
Total pengeluaran yang dilakukan oleh pelaku ekonomi dalam perekonomian dalam periode tertentu
C = Konsumsi
I = Investasi
G = Pengeluaran Pemerintah
X-M = Net ekspor
Pengertian Dasar tentang Perhitungan Agregat
Produk Domestik Bruto (Gross Domestik Product)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product)
Produk Nasional Netto (Net National Product)
Pendapatan Nasional (National Income)
Pendapatan Personal (Personal Income)
Pendapatan Personal Disposable (Disposable Personal Income)
Produk Nasional Bruto
Menghitung hasil produksi suatu perekonomian tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksi tersebut. Semua faktor produksi yang berlokasi dalam perekonomian tersebut output nya diperhitungkan dalam PDB.
Produk Nasional Bruto
Nilai faktor produksi yang dihasilkan oleh faktor produksi milik perekonomian, dengan mengurangkan niali produksi hasil produksi yang berasal dari luar perekonomian.
Produk Nasional Netto
Angka yang dihasilkan dari Produk Nasional netto dikurangi dengan depresiasi.
Pendapatan Nasional
merupakan balas jasa atas seluruh faktor produksi yang digunakan .
Pendapatan personal
pendapatan nasioanl yang merupakan hak-hak individu dalam perekonomian.
Pendapatan personal Disposable
pendapatan personal yang dipakai oleh individu.
PDB Harga Konstan dan PDB harga berlaku
Nilai PDB suatu periode merupakan perkalian harga barang yang diproduksi dengan jumlah barang yang dihasilkan.
Contoh :
Misalnya selama tahun 2000 diproduksi sebanyak 1000 potong baju dengan harga jual Rp. 120,-, sehingga PDB tahun 2000 adalah = 1000 x Rp, 120 000,- = Rp. 120.000
Sementara PDB tahun 1999 angkanya hanya Rp. 100.000,
PDB yang lebih besar tidak berarti jumlah output nya lebih besar. Sehingga tahun 2000 bisa dikatakan lebih baik dari tahun 1999 jika output yang dihasilkan lebih baik dibanding tahun 1999.
Jika harga sepotong baju pada tahun 1999 harganya Rp. 80, maka jumlah output yang diproduksi tahun 1999 adalah = Rp. 100.000 / 80 = 1250 unit
Jadi walaupun nilai PDB tahun 2000 lebih besar dari tahun 1999, namun output nya lebih sedikit. Sehingga perhitungan PDB sering mengunakan perhitungan berdasarkan harga konstan.
Untuk memperoleh PDB harga konstant harus ditentukan tahun dasar yang merupakan tahun dimana perekonomian dalam kondisi baik atau stabil, harga ditahun tersebut digunakan sebagai harga konstan.
Maka :
PDB 2000 = Q.2000 x P.1999
= 1000 x Rp. 80
= Rp. 800.000 (PDB riil)
PDB nominal = 1000 x Rp. 120.000
= Rp. 120.000
Hubungan antara PDB riil dan nominal
PDB riil = PDB nominal/ deflator
Deflator merupakan rasio PDB nominal dengan PDB riil
Deflator = (harga tahun t : harga tahun t-1) x 100%
Dalam kasus diatas deflator = (120-80)x 100%
= 150%
Maka PDB riil = 120.000: 150%
= Rp. 80.000
Manfaat PDB bisa untuk perhitungan inflasi.
Inflasi = (deflator tahun t- deflator tahun t-1) x 100%