user online

Saturday, October 20, 2018

BANK SAMPAH

October 20, 2018 0 Comments
Sampah merupakan masalah pokok yang dihadapi oleh Pemerintahan Daerah Kota Bandung, dan seluruh masyarakat. Berbagai tingkat pemerintahan berupaya untuk mengatasi permasalahan iniBerdasarkan data Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, produksi sampah Kota Bandung dalam seharinya mencapai 1.600 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.100 ton terangkut ke TPA, sisanya dibuang sembarangan, ditimbun ke dalam tanah, dibuang ke sungai, atau dibakar. Berbagai langkah dilakukan Pemkot Bandung, walaupun banyak yang tidak berjalan baik. Contohnya program reduce, reuse, dan recycle (3R) hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa).
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Menurut Azwar, 1990 (dalam Hartanto, 2006), Sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya, sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi.
Sampah menjadi masalah yang komplek bagi masyarakat dan pemerintah. Sampah sudah menumpuk dimana-mana. Dampak negatif sampah padat yang bertumpuk  dan tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama maka akan mencemarkan tanah. Yang dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi (refuse) karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi bagian yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya. 
Jenis sampah:
1.  Organic, adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.

  1. Sampah Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi: sampah logam dan produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara, sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).

Dari jumlah sampah yang diangkut ke TPA dapat diketahui kinerja pelayanan pengangkutan sampah yaitu dengan membandingkan jumlah sampah yang terangkut dengan timbulan sampah Kota Bandung. Timbulan sampah Kota Bandung dapat dihitung berdasarkan data timbulan sampah per kapita dari hasil penelitian. Berdasarkan penelitian Damanhuri (2006), timbulan sampah per kapita Kota Bandung yaitu sebesar 0,6 kg/orang/hari. Dengan jumlah penduduk Kota Bandung sebesar 2.783.367 jiwa maka timbulan sampah Kota Bandung pada tahun 2015 adalah 1670 ton/hari. Dapat diketahui bahwa tingkat pelayanan pengangkutan sampah ke TPA baru mencapai 51,85%. Namun data ini perlu divalidasi ulang, dikarenakan dengan adanya kerusakan di jembatan timbang di TPA, data tersebut sebagian diantaranya didasarkan pada asumsi dan perhitungan kasar. Sementara di data saat jembatan timbang tersebut berjalan dengan normal, tonase pengangkutan dengan kapasitas 200 rit bisa mencapai angka sekitar 1100 ton/hari.

Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh petugas sukarelawan . Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan dan dapat meminjam uang, yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang kerajinan.
Bank sampah ini merupakan alternatif dalam rangka mengelola sampah, terutama sampah anorganik. Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.

Cara kerja bank sampah :
1.  Nasabah bank sampah adalah masyarakat yang ada disekitar. Layaknya sebuah bank, cara kerja bank sampah ini pun sama. Masyarakat tinggal datang untuk menyetor sampah yang sudah dipilah.  Sampah tersebut di timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Ini yang  di sebut dengan tabungan sampah.
2. Sampah yang diterima oleh bank sampah setelah ditimbang, dicatat, lalu disimpan dalam gudang. Supaya tidak memakan tempat biasanya sampah ini di press dulu terutama untuk sampah botol plastik. Sampah yang diterima tentu saja sudah ada kriterianya, jadi tidak semua sampah siterima di bank ini. Ada spesifikasi khusus dengan harga yang bervariasi dan tergantung harga jual saat itu.
3. Tidak ada batas minimal penyetoran uuntuk sampah, hanya saja pada penimbnagan biasanya dibulatkan kebawah bukan keatas, contoh misalnya botol yang ditimbang beratnya 1,35kg maka biasanya akan dibulatkan kebawah menjadi 1,00 karena botol biasanya masih menyisakan air didalamnya, meskipun hanya sedikit.
4.    Nasabah akan menerima buku yang sudah berisikan catan setoran yang dilakukan. Nominal yang ada di buku tabungan bisa dicairkan jika sudah menjadi nasabah selama minimal 3 bulan.
Kriteria sampah yang diterima
Karena tidak semua sampah diterima oleh bank sampah, maka ada kriteria-kriteria khusus untuk jenis sampah yang bisa disetorkan, misalnya :
1.      Jenis sampah plastik
a. Gelas plastik kemasan air mineral (warna bening) yang sudah dipotong bibir gelasnya.
b.   Ember, botol oli, jerigen, tutup botol air minum tang warna selain hitam dan abu-abu
c.  Ember, botol oli, jerigen, tutup botol air minum warna hitam dan abu-abu
d.  Gelas plastik kemasan minuman yang berwarna
e.  Botol plastik PET kemasan air mineral bening yang sudah bebas dari tutup botol dan label
f.  Botol plastik PET kemasan air mineral warna biru dan hijau yang bebas dari label dan tutupnya

2.      Jenis sampah kertas
a.   HVS, buku tulis tanpa cover, kertas putih yang dicacah panjang
b.   Kertas buram
c.  Kertas kemasan makanan, kertas warna, majalah, tabloid, buku cetak, kertas semen.
d.   Arisp, duplek, karton
e.   Egg tray
3.      Jenis sampah logam
a. Seng lembaran, kaleng susu, kaleng sarden, kaleng bekas pewangi ruangan
b. Paku besi berkarat
c.  Kaleng minuman, tutup botol , botol parfum

Semua jenis sampah tersebut diterima dengan harga yang berbeda - beda. Sehingga masyarakat diharapkan sudah memilah sampah yang akan disetorkannya. 

Jangan buang sampah sembarangan, mari cintai lingkungan kita dengan mulai memilah sampah yang ada di rumah.

Wednesday, October 10, 2018

Sehat Caraku -AksiSehatCeria

October 10, 2018 2 Comments



Menjalani hidup sehat untuk sebagian orang sangatlah sulit. Apalagi di zaman yang serba instant dan mudah. Pola hidup tak jarang menjadikan seseorang terkena penyakit. Jika diamati orang-orang sekarang tidak mau susah, semua ingin mudah dan cepat. Misalnya saja keperluan makan, banyak orang-orang yang ketergantungan terhadap junk food, dengan alasan mudah dan cepat, tidak perlu repot. Ya jika dilakukan hanya sesekali saja mungkin tidak masalah, tetapi apa yang terjadi jika setiap hari harus begitu.
Baca DokterSehat (backlink: http://bit.ly/2xCxrjL)

Contoh lain adalah jalan kaki, memang sehat itu tidak karena kita rajin jalan kaki. Tetapi jalan kaki merupakan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan sebagai olah raga ringan, mudah dan murah. Hanya saja masyarakat sekarang sudah enggan melakukannya. Dari keluar pintu rumah masuk kendaraan, sampai tempat tujuan. Hampir tidak ada kegiatan jalan seperti orang- orang zaman dulu. Ya memang zaman sudah berubah.

Meskipun begitu, lain halnya yang biasa aku lakukan. Sebagai pekerja yang hampir 8 jam sehari duduk. Akupun kadang merasakan sesuatu yang tidak baik untuk kesehatan. Sehingga aku selalu menyempatkan untuk melakukan olah raga setiap minggu.

Olah raga yang aku lakukan adalah aerobic plus body language. Dalam seminggu hanya satu jam, tetapi betul-betul aku lakukan sepenuh hati. Setiap gerakan demi gerakan aku ikuti sesempurna mungkin. Karena aku yakin gerakan yang diberikan oleh instruktur pasti ada tujuan dan manfaatnya.

Dengan olah raga ini yang aku rasakan adalah bugar, padahal biasanya paling sulit mengeluarkan keringat. Tapi dengan olah raga ini, semua keringat mengucur deras seolah membersihkan pori-pori ku.

Olah raga ini sudah aku jalani 5 selama kurang lebih lima tahun, dan akupun merasakan dampaknya.

Jadi Menurutku untuk sehat banyak yang bisa dilakukan dan murah. 

Berikut tips sederhana bagaimana sehat yang murah yang biasa aku lakukan :

1    1. Pola makan sehat

Makan, siapapun pasti harus makan, hanya saja seberapa banyak porsinya dan apa yang kita makan. Setiap orang pasti berbeda, ada yang nasinya banyak lauknya banyak, nasinya banyak lauknya sedikit, atau mungkin nasi sedikit lauknya pun sedikit.
Ini yang wajib kita tahu, pola makan seperti apa yang sehat. Aku pun tidak begitu mendalami ilmu ini, tetapi yang biasa aku lakukan adalah pola yang ke 3 nasinya sedikit lauknya sedang saja. Karena menurutku yang menyebabkna seseorang gemuk itu bukan karena banyaknya jumlah makanan yang masuk. Tetapi  waktu yang rutinlah yang membuat gemuk.

Untuk sebagian orang mungkin tidak setuju, karena cara penerimaan tubuh memang berbeda. Tetapi yang aku alami biasanya bukan karena jumlahnya yang banyak yang membuatku cepat gemuk, tetapi waktu yang rutinn lah yang membuatku gemuk.
Tidak apa- apa gemuk, yang penting sehat.


     2. Olah raga rutin

Olah raga pun bukan seberapa berat beban olah raga yang dilakukan, tetapi seberapa sering rutinitas ini dilakukan. Jadi jangan sekalinya olahraga sampai badan sakit dan lemas, kemudian hanya dilakukan saat itu saja. Yang aku alami adalah karena dijadwalkan rutin, dan bagaimana kita mengikuti setiap gerakannya.

    3. Biasakan menjadi pendonor darah

Kebiasaan ini belum sering aku lakukan, tetapi lumayanlah sudah donor ke 20, artinya sudah 5 tahunan kegiatan ini aku lakukan.
Awalnya akupun takut melakukan ini, tapi setelah dicoba, tidak terjadi apa-apa. Sehingga donor ini menjadi kegiatan rutin buatku. 
Manfaat donor darah (backlink: http://bit.ly/2xDrdAi)

Banyak manfaat yang dirasakan jika rajin berdonor, belum lagi pelayanan PMI yang ramah, membuat aku semakin ketagihan untuk datang dan datang lagi.

Sebetulnya cara untuk menjadi sehat banyak, tetapi itulah yang selama ini aku lakukan. Dan kenapa aku mau berbagi cerita karena alhamdulillah sampai hari ini aku selalu sehat. Dan aku harus selalu sehat. Jangan lupa ditambah selalu berpikir positif, karena pikiran negatif bisa mendatangkan penyakit. Jadi jangan lupa bahagia


Semangat, mulailah dari diri sendiri.
Yuk sehat


#AksiSehatCeria
#LombaBlogDokterSehat.

Monday, September 3, 2018

SELISIK 2018 : Menyiapkan Sumber Daya Manusia Menghadapi Revolusi Industri 4.0

September 03, 2018 0 Comments




Seminar  Nasional Telekomunikasi dan Informatika




Setelah sukses mengadakan diskusi publik, kali ini Sekolah Tinggi Teknologi Bandung kembali mengadakan kegiatan yaitu Seminar  Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2018). Seminar ini dilaksanakan Sabtu, 1 September 2018, di Hotel Haris City Link Bandung.  

Seminar yang diadakan oleh  Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STT Bandung) bekerjasama dengan  Asosiasi Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) Jawa Barat, Indonesian Computer Elektronics and Instrumentation Support Society (IndoCEISS) dan NERIS. Dukungan lain diperoleh dari berbagai perguran Tinggi seperti : STIKOM BALI, STIMIK AMIKOM Purwokerto, AMIKOM Cipta Darma Surakarta, STMIK Atma Luhur Pangkal Pinang, STIKOM Banyuwangi, STMIK Bumigora Mataram-NTB, STMIK PalComTech, Politeknik PalComTech, dan MIKROSKIL.

Selain kegiatan seminar, ada juga lomba  Teknologi Informasi dan animasi yang diikuti oleh mahasiswa se Indonesia.

Bagi kalangan praktisi dan akademisi tentu saja memerlukan adanya media untuk saling berbagi ide dan pengalaman. Seminar  Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2018) hadir untuk memfasilitasinya. Dengan topik yang menarik yaitu  Bagaimana Mempersiapkan SDM dalam menghadapi Industri 4.0.


Sebagai agenda tahunan Seminar ini diisi oleh narasumber hebat yaitu Priyantono Rudito, Ph.D Tenaga Ahli Menteri Pariwisata Repblik Indonesia  dan Prof. Dr. M. Suyanto, M.M, Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta.


Menurut Priyantono Rudito, Ph.D, kita berada dalam era revolusi Industri 4.0 semua lebih cepat dari yang diperkirakan dan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan diperlukan adanya context, concept dan content.

Semua serba menekankan pada integrasi alat dengan menggunakan internet dan pemanfaatan big data.
Cyber-physical system menjadi tumpuan revolusi industri 4.0, sistem yang telah mengubah kehidupan manusia di dunia industri bergerak dengan internet of things dimana arficial intelegent, robot dan mesin cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia.

Ini tentunya menjadi tantangan bagi Perguruan Tinggi, untuk menyiapkan  SDM yang kompeten untuk bisa berkiprah di era revolusi industri 4.0. Kemampuan SDM sangat dibutuhkan.


Menurut Prof. Dr. M. Suyanto, M.M, bahwa Perguruan Tinggi hasrus mampu menghasilkan inovasi yang bisa meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat serta bangsa. Ini bisa dicapai dengan adanya kolaborasi antara Profesional, Pengusaha, Ilmuwan dan Artis. Menurutnya Perguruan Tinggi harus menciptakan Entrepreneur Campus  yaitu mendidik mahasiswa untuk menjadi pengusaha dengan konsep  SMART in Enterpreneur.

Topik ini menjadi pilihan bagi Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, karena dalam revolusi industri 4.0 konsep internet of things selain memberikan opportunity yaitu peluang untuk dapat mengoptimalisasi proses berupa optimalisasi kecepatan proses, optimalisasi adaptibilitas dan optimalisasi reliablitias. Konsep internet things juga merupakan tantangan yang harus dihadapi, terutama tantangan untuk tenaga manusia yang akan banyak tergantikan oleh mesin.

Harapannya kegiatan ini dapat menjadi arah yang tepat bagaimana menyiapkan  SDM mengahadapi era revolusi industri 4.0, yang mampu ,memaksimalkan opportunity dari konsep internet of things dan dapat meminimalisir tantangan yang ada.







Tuesday, August 21, 2018

Sinergi Kemenperin dan Sekolah Tinggi Teknologi dalam Penyiapan SDM 4.0

August 21, 2018 4 Comments

Siapkah SDM kita menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?



Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Saat ini pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan SDM dalam menyongsong era industri digital tersebut. Salah satunya adalah dengan menyiapkan pendidikan bagi SDM lokal.
Terkait hal diatas maka Sekolah Tinggi Teknologi Bandung bekerjasama dengan Kementrian Perindustrian, pada hari Senin 20 Agustus 2018, menyelenggarakan Diskusi Publik yang  bertema “Penyiapan Sumberdaya Manusia Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0.”   
Acara yang dilaksanakan di Cafe The Parlor Dago Bandung  ini dihadiri oleh akademisi dan mahasiswa. Sementara itu, narasumber yang hadir terdiri dari beberapa lembaga nasional terkait yaitu Kepala Pusdiklat Industri Kementrian, Drs. Mujiyono, M.M., Ratna Utarianingrum, Prof Dr. Suhono Harso Supangkat, M.Eng yang merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung,  Ibu N Nuralela Arief, MBA, MIPR sebagai Head Coprporate Communication Bio Farma,  Bapak Ronny P Sasmita  yaitu Direktur Eksekutif dan Pengamat Ekonomi dari EconAct serta bapak Ade Sudrajat dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Bapak Muchammad Naseer, S.Kom.,M.T.  

Sebagai Perguruan Tinggi yang sangat memperhatikan kualitas lulusannya, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung selalu berperan aktif dan mengupayakan kolaborasi dengan praktisi dari dunia industri. Ini merupakan upaya yang selama ini dilakukan, kurikulum yang digunakan pun  adalah hasil pemikiran dan diskusi dengan para user lulusan, dimana kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan dunia usaha industri. Ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang kompeten. 

Menurut narasumber yang hadir, salah satu program yang dapat dilakukan adalah pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Link and Match menuju Dual System, Pembangunan Politeknik atau Akademi Komunitas di Kawasan Industri/ Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri, Pelatihan berbasis Kompetensi dengan Sistem 3 in 1 
(Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi, Penempatan Kerja), Pembangunan Infrastructure Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi.


Bagaimana menyiapkan SDM dalam industri Kreatif ?

Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, tentu saja tidak hanya memikirkan SDM untuk bekerja pada sektor-sektor industri milik pemerintah ataupun swasta tetapi perlu juga mempersiapkan lulusannya untuk menjadi wirausaha atau pengusaha dibidang lain. Sebut saja  industri kreatif yang  memiliki 16 sub sektor (industri) diantaranya arsitektur; desain interior; desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi dan video; fotografi; kriya; kuliner; musik; aplikasi dan game developer; penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.

Karena Industri kreatif pun memiliki cukup banyak peran dan peluang. Hanya saja kembali kepada sumber daya manusia yang dimiliki. Selain pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang.


Mampu  dan siapkah kita menghadapinya?

Perlu upaya dalam mendorong mahasiswa untuk terjun sebagai pelaku industri dan IKM. Sehingga tugas ini merupakan pekerjaan rumah bagi para akademisi dan Perguruan Tinggi, dimana diperlukan kolaborasi seluruh civitas akademika dan praktisi dari dunia industri. Harapan menghasilkan alumni yang kompeten serta siap menghadapi era revolusi industri 4.0 merupakan salah satu visi yang ada di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung. Selain Melakukan link and match antara akademisi dan praktisi yang selama ini sudah berjalan.

Harapan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, kegiatan  diskusi publik ini dapat membuka dan memberikan pemahaman tentang bagaimana Mahasiswa bisa mempersiapkan diri menyongsong era  revolusi industri 4.0, dan membuka cakrawala pemikiran, bahwa kedepan SDM yang kompeten akan bersaing hebat. 
Sudah siap kah kita ? 

#DiskusiPublikIndustri
#MakingIndonesia 4.0
#Industri4
#Kemenperin
#STTBandung

Referensi : 

1. PUSDIKLAT INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI " VOKASI INDUSTRI SEBAGAI 
    SOLUSI PENYIAPAN SDM DI ERA INDUSTRY 4.0"
2. DIREKTUR JENDERAL IKM " INDUSTRI KREATIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0"
3. Prof. Suhono Harso Supangkat, M.Eng " UNIVERSITY AND INDUSTRY 4.0"

                                                                                                              
 










Wednesday, August 1, 2018

PELIBATAN KELUARGA PADA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI ERA KEKINIAN :

August 01, 2018 17 Comments

PILIHAN IBU BEKERJA DALAM MEMBANTU ANAK BELAJAR”

Semua orang tua tentu saja menginginkan anaknya sukses, baik secara umum ataupun akademik. Tentu saja ini tidak lepas dari peran kita sebagai orang tua dalam mendidik dan menyiapkan anak.  Belajar atau pembelajaran  merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Yang pada akhirnya akan berguna bagi bangsa, negara, dan agama. Melihat peran yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan.

Sebagai orang tua, kita harus tahu bagaimana karakter anak, sehingga kita bisa menentukan bagaimana cara membantu anak dalam belajar. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda jadi perlu pendekatan yang berbeda pula. Disinilah peran orang tua, sehingga tidak salah menentukan pendekatan terhadap anak.
Tuntutan diera digital memang berat, apalagi anak sudah lekat dengan yang namanya gawai. Penggunaan gawai ini kadang menjadi masalah, jika tidak diawasi berbahaya, jika terlalu di batasi pun demikian. Waktu anak lebih banyak digunakan untuk memainkan gawainya dibanding dengan belajarnya. Belum lagi semua orang tua berambisi supaya anaknya berhasil dan berprestasi. Menghadapi tuntutan-tuntutan semacam ini, peran keluarga dan orang tua sangatlah penting. Tetapi jangan lupa bahwa orang tua tidak bisa memaksakan kehendak dan terlalu berambisi tanpa melihat kemampuan si anak. Anak memerlukan teman sehingga pendekatan yang asik biasanya cara yang disukai anak, bukan cara kasar dengan banyak aturan dan hukuman.




Sebagai ibu bekerja, kadang saya kesulitan untuk mendampingi anak, apalagi jika anak mempunyai pekerjaan rumah banyak dan tidak semua materi pelajaran anak yang saya bisa. Karena materi sekarang lebih baru dan mungkin pada jaman saya tidak ada.
Inilah dilema yang sering dihadapi oleh saya sebagai ibu bekerja, keinginan untuk membuat anak berhasil kadang terbentur dengan waktu yang tersedia. Sehingga tak jarang muncul masalah yang sebetulnya umum. “Saya ingin anak berprestasi seperti anak lain tetapi saya tidak bisa mendampingi anak dalam belajar karena  harus bekerja mencari nafkah,”

Jika sudah begitu apa yang harus dilakukan, padahal tujuan ibu bekerja adalah agar bisa menghidupi anak, termasuk dalam memfasilitasi kegiatan belajar, memenuhi kebutuhan dalam meraih prestasi. Pilihan keluar atau mengundurkan diri dari pekerjaan pun tidak mungkin, jadi harus bagaimana ?

Sebagai ibu bekerja yang mempunyai ambisi yang sama seperti orang tua lainnya, saya memilih mengikutkan anak pada lembaga penyelenggara bimbingan belajar, ini tentu saja bukan cara satu-satunya, karena saya juga harus tetap mengawasi anak dalam bergaul dan belajar. Karena walaupun anak sudah diikutkan dalam bimibingan belajar, peran saya sebagai ibu pun tidak kemudian hilang dan lepas begitu saja. Harapan saya bimbingan belajar akan membuat anak menjadi orang yang aktif dan siap dalam hal akademik karena  biasanya anak akan merasa lebih nyaman menanyakan hal-hal sulit pada guru di bimbingan belajar dan materi lebih detail diajarkan.  Selain itu juga anak bisa  berdiskusi dengan teman-temannya yang berasal dari sekolah lain.

Pilihan saya ini sudah saya rasakan manfaatnya, anak saya ikut bimbingan belajar pada saat kelas 5 Sekolah Dasar dan hasil ujiannya masuk dalam lima besar sehingga bisa diterima di Sekolah Mengengah pertama favorit. Begitu juga saat dia kelas VII, hasil prestasinya meningkat. Jadi saya merasa bahwa pendidikan di era kekininian ini banyak cara, termasuk pilihan saya untuk mendaftarkan anak ke lembaga bimbingan belajar.
Kenapa harus di bimbingan belajar?
Ya,  karena waktu saya terbatas dalam mengajari anak, sementara saya ingin anak saya pun tidak ketinggalan, berprestasi secara akademik dan sukses. Jadi kenapa tidak.


berikut beberapa alasan saya memilih lembaga bimbingan belajar :

  1. Mendorong Semangat Belajar
Memahami pelajaran disekolah ada kalanya dirasa sulit karena mungkin penjelasan guru yang kurang, waktu terbatas, dan jumlah siswa yang banyak. Apalagi di sekolah negeri yang per kelas itu siswanya 35 (tiga puluh lima) orang. Sehingga anak sulit memahami materi. Dengan mengikuti bimbingan belajar diharapkan anak akan lebih cepat memahami karena biasanya jumlah siswa sedikit, suasana asyik dan pengajar yang selalu siap memberikan trik-trik khusus. Dengan begitu, proses belajar pun akan terasa lebih menyenangkan

2. Melatih Daya Saing
Ujian sekolah selalu menjadi hal yang menegangkan, baik untuk anak ataupun orang tua. Baik ujian semesteran apalagi ujian nasional. Untuk mendapatkan nilai yang tinggi, lulus ujian dengan nilai memuaskan adalah hal yang sulit. Belum lagi teman-teman di kelas juga banyak yang berprestasi. Di bimbingan belajar anak akan banyak diajarkan berlatih menghadapi soal-soal ujian. Sehingga anak harus bersaing dengan murid-murid dari sekolah lain demi masuk ke sekolah impian. Tidak jarang soal-soal yang dihadapi akan jauh lebih sulit namun demikian bimbingan belajar dapat jadikan ajang untuk latihan bersaing dengan murid dari sekolah yang berbeda. Anak bisa mengetes kemampuannya dengan mereka. Sehingga anak akan merasa lebih terbiasa.

3. Jasa Konsultasi
Bimbingan belajar biasanya memberikan jasa konsultasi untuk membantu anak dan orang tua dalam menemukan minat dan bakat anak, jadi saya sebagai orang tua tidak  khawatir salah memilih sekolah. Karena biasanya tidak mudah menentukan sekolah yang harus dituju. Jasa konsultasi ini juga terbuka bagi murid non tingkat akhir. Selain itu orang tua dan anak  bisa berkonsultasi tentang mata pelajaran yang masih sulit pahami.

      4. Persiapan Lebih Matang
Biasanya orang menganggap bahwa bimbingan belajar hanya ditujukan bagi murid yang duduk di tingkat akhir. Memang hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena murid tingkat akhir tentu membutuhkan usaha ekstra demi lulus dengan nilai memuaskan dan diterima di sekolah impian mereka.
Untuk membantu anak memperoleh nilai yang memuaskan, bimbingan belajar memiliki program-program khusus untuk mewujudkan hal tersebut. Namun, bukan berarti murid-murid non tingkat akhir tidak perlu mengikuti bimbingan belajar.
Yang saya rasakan justru persiapan anak untuk menghadapi ujian semakin matang. Inilah tantangan menjadi murid tingkat akhir, namun tantangan ini dapat dipersiapkan sejak dini melalui bimbingan belajar. Orang tua dan anak  bisa berkonsultasi tentang jurusan kuliah atau sekolah mana yang harus dtuju, jadi kita tidak akan merasa kebingungan ketika sudah menginjak tingkat akhir.
Saya biasanya  memanfaatkan bimbingan belajar untuk membantu dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah. Jadi di rumah, anak tidak perlu sibuk mengerjakan pekerjaan rumah karena sudah dibantu oleh bimbingan belajar. Di rumah waktunya anak dekat dengan orang tua, untuk ngobrol dan diskusi.
  
       4. Menambah Jangkauan Pergaulan
Anak sekarang jarang sekali bergaul dengan teman- teman sebaya, karena asyik dengan gawainya. Di lembaga ini saya melihat anak saya punya teman-teman baru yang berasal dari sekolah yang berbeda, sehingga dia pun akan mendapat banyak cerita dan informasi baru. Selain itu juga bisa membentuk kelompok belajar dengan teman-teman baru di bimbingan belajar.

6     5. Menghilangkan sedikit rasa bersalah sebagai Ibu
Tugas utama ibu adalah mendampingi anak di rumah, namun lain halnya dengan saya yang harus merangkap dengan mencari nafkah. Kedua tugas ini harus seimbang, sehingga dengan memasukkan anak di lembaga bimbingan belajar, saya tidak begitu bersalah. Artinya saya masih tetap mengusahakan anak dalam belajar, dan saya pun masih bisa menghidupi dia.
Tetapi perlu diketahui bahwa saya tetap  melakukan review terhadap hasil belajarnya di tempat bimbingan dan kami membahas kembali. Karena anak saya adalah tipe anak yang harus selalu ditanya, diajak tanya jawab. Apalagi jika persiapan ujian, saya sebagai ibu harus tetap melakukan tanya jawab tadi.

Jadi itulah usaha yang saya lakukan dalam membimbing anak belajar, meskipun tidak setiap saat ada bersamanya. Ini saya lakukan karena saya harus berperan sebagi ibu dan pencari nafkah. Meskipun lembaga bimbingan belajar menjadi pilihan, tetapi tetap tidak melupakan tugas saya untuk terus menjadi ibu yang support terhadap anak.
Berprestasi secara akademik, berahlak dan berperilaku yang baik, serta sukses adalah impian untuk anak saya.

“Sukses anakku, Doa Bunda bersamamu’




referensi: 
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php
https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/index.php?r=tpost/xview&id=39
http://www.penajuara.com/2018/03/lomba-menulis-blog-nasional-2018-gratis.html
Sumber gambar : Pinterest

#sahabatkeluarga