Sampah merupakan masalah pokok yang dihadapi oleh
Pemerintahan Daerah Kota Bandung, dan seluruh masyarakat. Berbagai tingkat
pemerintahan berupaya untuk mengatasi permasalahan ini. Berdasarkan
data Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung, produksi sampah Kota
Bandung dalam seharinya mencapai 1.600 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 1.100
ton terangkut ke TPA, sisanya dibuang sembarangan, ditimbun ke dalam tanah,
dibuang ke sungai, atau dibakar. Berbagai langkah dilakukan Pemkot Bandung,
walaupun banyak yang tidak berjalan baik. Contohnya program reduce,
reuse, dan recycle (3R) hingga pembangunan pembangkit listrik tenaga
sampah (PLTSa).
Sampah
adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari hari manusia
atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah
tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Menurut
Azwar, 1990 (dalam Hartanto, 2006), Sampah adalah sesuatu yang tidak
dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan
harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik-baiknya,
sedemikian rupa sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai
terjadi.
Sampah
menjadi masalah yang komplek bagi masyarakat dan pemerintah. Sampah sudah
menumpuk dimana-mana. Dampak negatif sampah padat yang bertumpuk dan
tidak dapat teruraikan dalam waktu yang lama maka akan mencemarkan tanah. Yang
dikategorikan sampah disini adalah bahan yang tidak dipakai lagi (refuse)
karena telah diambil bagian-bagian utamanya dengan pengolahan menjadi bagian
yang tidak disukai dan secara ekonomi tidak ada harganya.
Jenis sampah:
1.Organic,
adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan hayati yang dapat didegradasi
oleh mikroba atau bersifat biodegradable. Sampah ini dengan mudah dapat
diuraikan melalui proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan
bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa-sisa
makanan, pembungkus (selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit
buah, daun dan ranting. Selain itu, pasar tradisional juga banyak menyumbangkan
sampah organik seperti sampah sayuran, buah-buahan dan lain-lain.
Sampah
Anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-bahan non hayati, baik
berupa produk sintetik maupun hasil proses teknologi pengolahan bahan
tambang. Sampah anorganik dibedakan menjadi: sampah logam dan
produk-produk olahannya, sampah plastik, sampah kertas, sampah kaca dan
keramik, sampah detergen. Sebagian besar anorganik tidak dapat diurai oleh
alam/ mikroorganisme secara keseluruhan (unbiodegradable). Sementara,
sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang lama. Sampah jenis
ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik, botol gelas, tas
plastik, dan kaleng, (Gelbert dkk, 1996).
Dari jumlah sampah yang diangkut ke
TPA dapat diketahui kinerja pelayanan pengangkutan sampah yaitu dengan
membandingkan jumlah sampah yang terangkut dengan timbulan sampah Kota Bandung.
Timbulan sampah Kota Bandung dapat dihitung berdasarkan data timbulan sampah
per kapita dari hasil penelitian. Berdasarkan penelitian Damanhuri (2006),
timbulan sampah per kapita Kota Bandung yaitu sebesar 0,6 kg/orang/hari. Dengan
jumlah penduduk Kota Bandung sebesar 2.783.367 jiwa maka timbulan sampah Kota
Bandung pada tahun 2015 adalah 1670 ton/hari. Dapat diketahui bahwa tingkat
pelayanan pengangkutan sampah ke TPA baru mencapai 51,85%. Namun data ini perlu
divalidasi ulang, dikarenakan dengan adanya kerusakan di jembatan timbang di
TPA, data tersebut sebagian diantaranya didasarkan pada asumsi dan perhitungan
kasar. Sementara di data saat jembatan timbang tersebut berjalan dengan normal,
tonase pengangkutan dengan kapasitas 200 rit bisa mencapai angka sekitar 1100
ton/hari.
Bank Sampah
Bank sampah adalah suatu
tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah
dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan
ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. Bank
sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan yang dilakukan oleh
petugas sukarelawan . Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar
lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.
Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta
memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang melainkan
sampah. Warga yang menabung yang juga disebut nasabah memiliki buku tabungan
dan dapat meminjam uang, yang nantinya dikembalikan dengan sampah seharga uang
yang dipinjam.Sampah yang ditabung ditimbang dan dihargai dengan sejumlah uang
nantinya akan dijual di pabrik yang sudah bekerja sama. Sedangkan plastik
kemasan dibeli ibu-ibu PKK setempat untuk didaur ulang menjadi barang-barang
kerajinan.
Bank sampah ini
merupakan alternatif dalam rangka mengelola sampah, terutama sampah anorganik. Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu
menangani pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan bank sampah selanjutnya adalah
untuk menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga
didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam
masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
Cara kerja bank
sampah :
1.Nasabah
bank sampah adalah masyarakat yang ada disekitar. Layaknya sebuah bank, cara
kerja bank sampah ini pun sama. Masyarakat tinggal datang untuk menyetor sampah
yang sudah dipilah. Sampah tersebut di
timbang dan di catat di buku rekening oleh petugas bank sampah. Ini yang di sebut dengan tabungan sampah.
2.Sampah
yang diterima oleh bank sampah setelah ditimbang, dicatat, lalu disimpan dalam
gudang. Supaya tidak memakan tempat biasanya sampah ini di press dulu terutama
untuk sampah botol plastik. Sampah yang diterima tentu saja sudah ada
kriterianya, jadi tidak semua sampah siterima di bank ini. Ada spesifikasi
khusus dengan harga yang bervariasi dan tergantung harga jual saat itu.
3.Tidak ada batas minimal penyetoran uuntuk
sampah, hanya saja pada penimbnagan biasanya dibulatkan kebawah bukan keatas,
contoh misalnya botol yang ditimbang beratnya 1,35kg maka biasanya akan
dibulatkan kebawah menjadi 1,00 karena botol biasanya masih menyisakan air
didalamnya, meskipun hanya sedikit.
4.Nasabah
akan menerima buku yang sudah berisikan catan setoran yang dilakukan. Nominal yang
ada di buku tabungan bisa dicairkan jika sudah menjadi nasabah selama minimal 3
bulan.
Kriteria sampah yang diterima
Karena tidak
semua sampah diterima oleh bank sampah, maka ada kriteria-kriteria khusus untuk
jenis sampah yang bisa disetorkan, misalnya :
1.Jenis sampah plastik
a.Gelas plastik
kemasan air mineral (warna bening) yang sudah dipotong bibir gelasnya.
b.Ember, botol
oli, jerigen, tutup botol air minum tang warna selain hitam dan abu-abu
c.Ember, botol
oli, jerigen, tutup botol air minum warna hitam dan abu-abu
d.Gelas plastik
kemasan minuman yang berwarna
e.Botol plastik
PET kemasan air mineral bening yang sudah bebas dari tutup botol dan label
f.Botol plastik PET kemasan air mineral warna biru dan hijau
yang bebas dari label dan tutupnya
2.Jenis sampah
kertas
a.HVS, buku tulis
tanpa cover, kertas putih yang dicacah panjang
Menjalani hidup sehat untuk sebagian orang sangatlah sulit.
Apalagi di zaman yang serba instant dan mudah. Pola hidup tak jarang menjadikan
seseorang terkena penyakit. Jika diamati orang-orang sekarang tidak mau susah,
semua ingin mudah dan cepat. Misalnya saja keperluan makan, banyak orang-orang
yang ketergantungan terhadap junk food,
dengan alasan mudah dan cepat, tidak perlu repot. Ya jika dilakukan hanya
sesekali saja mungkin tidak masalah, tetapi apa yang terjadi jika setiap hari
harus begitu.
Contoh lain adalah jalan kaki, memang sehat itu tidak karena
kita rajin jalan kaki. Tetapi jalan kaki merupakan salah satu kegiatan yang
bisa dilakukan sebagai olah raga ringan, mudah dan murah. Hanya saja masyarakat
sekarang sudah enggan melakukannya. Dari keluar pintu rumah masuk kendaraan,
sampai tempat tujuan. Hampir tidak ada kegiatan jalan seperti orang- orang
zaman dulu. Ya memang zaman sudah berubah.
Meskipun begitu, lain halnya yang biasa aku lakukan. Sebagai
pekerja yang hampir 8 jam sehari duduk. Akupun kadang merasakan sesuatu yang
tidak baik untuk kesehatan. Sehingga aku selalu menyempatkan untuk melakukan
olah raga setiap minggu.
Olah raga yang aku lakukan adalah aerobic plus body language. Dalam seminggu hanya satu jam, tetapi
betul-betul aku lakukan sepenuh hati. Setiap gerakan demi gerakan aku ikuti sesempurna
mungkin. Karena aku yakin gerakan yang diberikan oleh instruktur pasti ada
tujuan dan manfaatnya.
Dengan olah raga ini yang aku rasakan adalah bugar, padahal
biasanya paling sulit mengeluarkan keringat. Tapi dengan olah raga ini, semua
keringat mengucur deras seolah membersihkan pori-pori ku.
Olah raga ini sudah aku jalani 5 selama kurang lebih lima
tahun, dan akupun merasakan dampaknya.
Jadi Menurutku untuk sehat banyak yang bisa dilakukan dan
murah.
Berikut tips sederhana bagaimana sehat yang murah yang biasa aku lakukan
:
1 1. Pola
makan sehat
Makan, siapapun pasti harus makan,
hanya saja seberapa banyak porsinya dan apa yang kita makan. Setiap orang pasti
berbeda, ada yang nasinya banyak lauknya banyak, nasinya banyak lauknya
sedikit, atau mungkin nasi sedikit lauknya pun sedikit.
Ini yang wajib kita tahu, pola makan
seperti apa yang sehat. Aku pun tidak begitu mendalami ilmu ini, tetapi yang
biasa aku lakukan adalah pola yang ke 3 nasinya sedikit lauknya sedang saja.
Karena menurutku yang menyebabkna seseorang gemuk itu bukan karena banyaknya
jumlah makanan yang masuk. Tetapi waktu
yang rutinlah yang membuat gemuk.
Untuk sebagian orang mungkin tidak
setuju, karena cara penerimaan tubuh memang berbeda. Tetapi yang aku alami
biasanya bukan karena jumlahnya yang banyak yang membuatku cepat gemuk, tetapi
waktu yang rutinn lah yang membuatku gemuk.
Tidak apa- apa gemuk, yang penting
sehat.
2. Olah
raga rutin
Olah raga pun bukan seberapa berat
beban olah raga yang dilakukan, tetapi seberapa sering rutinitas ini dilakukan.
Jadi jangan sekalinya olahraga sampai badan sakit dan lemas, kemudian hanya
dilakukan saat itu saja. Yang aku alami adalah karena dijadwalkan rutin, dan
bagaimana kita mengikuti setiap gerakannya.
3. Biasakan
menjadi pendonor darah
Kebiasaan ini belum sering aku
lakukan, tetapi lumayanlah sudah donor ke 20, artinya sudah 5 tahunan kegiatan
ini aku lakukan.
Awalnya akupun takut melakukan ini,
tapi setelah dicoba, tidak terjadi apa-apa. Sehingga donor ini menjadi kegiatan
rutin buatku.
Banyak manfaat yang dirasakan jika rajin berdonor, belum lagi pelayanan
PMI yang ramah, membuat aku semakin ketagihan untuk datang dan datang lagi.
Sebetulnya
cara untuk menjadi sehat banyak, tetapi itulah yang selama ini aku lakukan. Dan
kenapa aku mau berbagi cerita karena alhamdulillah sampai hari ini aku selalu
sehat. Dan aku harus selalu sehat. Jangan lupa ditambah selalu berpikir
positif, karena pikiran negatif bisa mendatangkan penyakit. Jadi jangan lupa bahagia
Setelah sukses mengadakan diskusi publik, kali ini
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung kembali mengadakan kegiatan yaitu
Seminar Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2018).
Seminar ini dilaksanakan Sabtu, 1 September 2018, di Hotel Haris City Link
Bandung.
Seminar yang diadakan oleh Sekolah Tinggi
Teknologi Bandung (STT Bandung) bekerjasama dengan Asosiasi
Perguruan Tinggi Ilmu Komputer (APTIKOM) Jawa Barat, Indonesian Computer
Elektronics and Instrumentation Support Society (IndoCEISS) dan NERIS. Dukungan
lain diperoleh dari berbagai perguran Tinggi seperti : STIKOM BALI, STIMIK
AMIKOM Purwokerto, AMIKOM Cipta Darma Surakarta, STMIK Atma Luhur Pangkal
Pinang, STIKOM Banyuwangi, STMIK Bumigora Mataram-NTB, STMIK PalComTech,
Politeknik PalComTech, dan MIKROSKIL.
Selain kegiatan seminar, ada juga lomba
Teknologi Informasi dan animasi yang diikuti oleh mahasiswa se Indonesia.
Bagi kalangan praktisi dan akademisi tentu saja
memerlukan adanya media untuk saling berbagi ide dan pengalaman. Seminar
Nasional Telekomunikasi dan Informatika (SELISIK 2018) hadir untuk
memfasilitasinya. Dengan topik yang menarik yaitu Bagaimana Mempersiapkan
SDM dalam menghadapi Industri 4.0.
Sebagai agenda tahunan Seminar ini
diisi oleh narasumber hebat yaitu Priyantono Rudito, Ph.D Tenaga Ahli Menteri
Pariwisata Repblik Indonesia dan Prof. Dr. M. Suyanto, M.M, Rektor
Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Menurut Priyantono
Rudito, Ph.D, kita berada dalam era revolusi Industri 4.0 semua lebih cepat
dari yang diperkirakan dan untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan
diperlukan adanya context, concept dan content.
Semua serba menekankan
pada integrasi alat dengan menggunakan internet dan pemanfaatan big
data.
Cyber-physical system menjadi tumpuan revolusi industri 4.0, sistem
yang telah mengubah kehidupan manusia di dunia industri bergerak dengan internet
of things dimana arficial intelegent, robot dan mesin
cerdas secara besar-besaran menggantikan tenaga kerja manusia.
Ini tentunya menjadi tantangan bagi Perguruan Tinggi,
untuk menyiapkan SDM yang kompeten untuk bisa berkiprah di era revolusi
industri 4.0. Kemampuan SDM sangat dibutuhkan.
Menurut Prof. Dr. M.
Suyanto, M.M, bahwa Perguruan Tinggi hasrus mampu menghasilkan inovasi yang
bisa meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat serta bangsa. Ini
bisa dicapai dengan adanya kolaborasi antara Profesional, Pengusaha, Ilmuwan
dan Artis. Menurutnya Perguruan Tinggi harus menciptakan Entrepreneur
Campus yaitu mendidik mahasiswa untuk menjadi pengusaha dengan
konsep SMART in Enterpreneur.
Topik ini menjadi
pilihan bagi Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, karena dalam revolusi industri
4.0 konsep internet of things selain memberikan opportunity yaitu
peluang untuk dapat mengoptimalisasi proses berupa optimalisasi kecepatan
proses, optimalisasi adaptibilitas dan optimalisasi reliablitias. Konsep internet
things juga merupakan tantangan yang harus dihadapi, terutama
tantangan untuk tenaga manusia yang akan banyak tergantikan oleh mesin.
Harapannya kegiatan
ini dapat menjadi arah yang tepat bagaimana menyiapkan SDM mengahadapi
era revolusi industri 4.0, yang mampu ,memaksimalkan opportunity dari
konsep internet of things dan dapat meminimalisir tantangan
yang ada.
Siapkah SDM kita menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?
Untuk menghadapi era revolusi industri 4.0, perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Saat ini pemerintah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan SDM dalam menyongsong era industri digital tersebut. Salah satunya adalah dengan menyiapkan pendidikan bagi SDM lokal.
Terkait hal diatas maka Sekolah Tinggi Teknologi Bandung bekerjasama dengan Kementrian Perindustrian, pada hari Senin 20 Agustus 2018, menyelenggarakan Diskusi Publik yang bertema “Penyiapan Sumberdaya Manusia Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0.”
Acara yang dilaksanakan di Cafe The Parlor Dago Bandung ini dihadiri oleh akademisi dan mahasiswa. Sementara itu, narasumber yang hadir terdiri dari beberapa lembaga nasional terkait yaitu Kepala Pusdiklat Industri Kementrian, Drs. Mujiyono, M.M., Ratna Utarianingrum, Prof Dr. Suhono Harso Supangkat, M.Eng yang merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung, Ibu N Nuralela Arief, MBA, MIPR sebagai Head Coprporate Communication Bio Farma, Bapak Ronny P Sasmita yaitu Direktur Eksekutif dan Pengamat Ekonomi dari EconAct serta bapak Ade Sudrajat dari Asosiasi Pertekstilan Indonesia.
Acara ini dibuka oleh Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, Bapak Muchammad Naseer, S.Kom.,M.T.
Sebagai Perguruan Tinggi yang sangat memperhatikan kualitas lulusannya, Sekolah Tinggi Teknologi Bandung selalu berperan aktif dan mengupayakan kolaborasi dengan praktisi dari dunia industri. Ini merupakan upaya yang selama ini dilakukan, kurikulum yang digunakan pun adalah hasil pemikiran dan diskusi dengan para user lulusan, dimana kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan
dunia
usaha
industri. Ini dilakukan untuk mendukung program pemerintah dalam rangka menyiapkan tenaga kerja yang kompeten.
Menurut narasumber yang hadir, salah satu program yang dapat dilakukan adalah pengembangan Pendidikan Vokasi
Industri Link and Match menuju Dual System,Pembangunan Politeknik atau Akademi Komunitas di
Kawasan Industri/
Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri, Pembinaan dan Pengembangan SMK Berbasis Kompetensi yang Link and
Match dengan Industri, Pelatihan berbasis Kompetensi dengan Sistem 3 in 1
(Pelatihan, Sertifikasi Kompetensi, Penempatan Kerja),Pembangunan Infrastructure
Kompetensi dan Sertifikasi Kompetensi.
Bagaimana menyiapkan SDM dalam industri Kreatif ?
Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, tentu saja tidak hanya memikirkan SDM untuk bekerja pada sektor-sektor industri milik pemerintah ataupun swasta tetapi perlu juga mempersiapkan lulusannya untuk menjadi wirausaha atau pengusaha dibidang lain. Sebut saja industri kreatif yang memiliki 16 sub sektor (industri) diantaranya arsitektur; desain interior;
desain komunikasi visual; desain produk; fashion; film, animasi dan video;
fotografi;
kriya;
kuliner; musik;
aplikasi dan game developer; penerbitan, periklanan, seni
pertunjukan, seni rupa, serta televisi dan radio.
Karena Industri kreatif pun memiliki cukup banyak peran dan peluang. Hanya saja kembali kepada
sumber daya manusia yang dimiliki. Selain pemanfaatan teknologi yang sedang berkembang.
Mampu dan siapkah kita menghadapinya?
Perlu upaya dalam mendorong mahasiswa untuk terjun sebagai pelaku industri dan IKM. Sehingga tugas ini merupakan pekerjaan rumah bagi para akademisi dan Perguruan
Tinggi, dimana diperlukan kolaborasi seluruh civitas akademika
dan praktisi dari dunia industri. Harapan menghasilkan alumni yang kompeten serta siap menghadapi era revolusi industri 4.0 merupakan salah satu visi yang ada di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung. Selain Melakukan link and match antara akademisi dan praktisi yang selama ini sudah berjalan.
Harapan Sekolah Tinggi Teknologi Bandung, kegiatandiskusi
publik ini dapat membuka dan memberikan pemahaman tentang bagaimana
Mahasiswa bisa mempersiapkan diri menyongsong era revolusi industri 4.0, dan membuka cakrawala pemikiran, bahwa kedepan SDM yang kompeten akan bersaing hebat. Sudah siap kah kita ? #DiskusiPublikIndustri #MakingIndonesia 4.0 #Industri4 #Kemenperin #STTBandung Referensi : 1. PUSDIKLAT
INDUSTRI KEMENTERIAN
PERINDUSTRIAN RI " VOKASI
INDUSTRI SEBAGAI
SOLUSI PENYIAPAN SDM DI ERA INDUSTRY 4.0"
2. DIREKTUR JENDERAL IKM " INDUSTRI KREATIF DI ERA REVOLUSI INDUSTRI
4.0"
3. Prof. Suhono Harso Supangkat, M.Eng " UNIVERSITY AND INDUSTRY 4.0"